Info Sekolah
Senin, 19 Mei 2025
  • Selamat datang di MA YPPA Cipulus
6 Januari 2025

Ahmad bin Mahdi

Senin, 6 Januari 2025 Kategori : GHIRAH / KISAH

Abu Ja’far Ahmad bin Mahdi bin Rustam adalah seorang Sufi kaya, yang sering mendermakan kekayaannya untuk kepentingan ilmu. Di Baghdad, ia dikenal luas karena kebaikanya. Ia juga seorang perawi banyak hadis yang meriwayatkan hadis-hadis lengkap dengan sanadnya. Disebutkan, selama 40 tahun Ia tidur tanpa kasur. Iya wafat tahun 272 Hijriah.

Hari itu, Ahmad bin Mahdi kedatangan seorang tamu perempuan. Perempuan itu berkata: “Aku anak perempuan dari orang tua biasa. Aku dilanda musibah. Aku mohon padamu, atas nama Allah, tutuplah aib ku.”

“Apa musibah mu?” tanya Ahmad bin Mahdi.

Perempuan itu menjawab: “Sungguh aku membenci diriku. Aku sekarang hamil. Aku ceritakan pada orang-orang bahwa engkau lah suamiku, dan hamil ini darimu. Tolong jangan Permalukan aku. Tutuplah aib ku, semoga Allah menutupi mu.”

Perempuan itu tampak malu dan kikuk, sementara Ahmad bin Mahdi duduk termenung.

Singkat cerita, beberapa minggu kemudian, perempuan itu melahirkan di rumah Ahmad. Rombongan penduduk kampung halaman perempuan itu, datang beserta Imam mereka untuk mengucapkan selamat.

Ahmad pun menyambut mereka, menunjukkan rasa senang dan bahagia kepada mereka. Ahmad menyerahkan uang dua Dinar kepada Imam Mahillah itu dan berkata: “Aku dan dia sudah bercerai. Tolong berikan uang ini pada perempuan itu untuk dibelanjakan untuk keperluan anaknya.”

Sejak itu, Ahmad terus mengirim uang dua Dinar tiap bulan melalui Imam itu untuk keperluan sang bayi.

Bulan berganti tahun, hingga tak terasa sudah bertahun-tahun. Dan Ahmad tak pernah telat mengirim uang belanjanya walau sehari pun. Hingga suatu hari, Imam dan jamaah dari kampung itu kembali menemui Ahmad untuk menyatakan belasungkawa dan mengabari bayi itu telah wafat.

Ahmad pun menampakkan rasa sedihnya, pasrah dan Ridho atas takdir Allah.

Malam itu, selang satu bulan dari kematian sang bayi, perempuan itu kembali menemui Ahmad. Ia membawa sekantong besar Dinar. Ia ingin mengembalikan Dinar yang dikirimkan Ahmad selama bertahun-tahun itu. Sambil memohon-mohon, ia menyerahkannya kepada Ahmad.

Ahmad berkata: “Dinar ini adalah tali kasih ku untuk sang bayi. Sekarang telah menjadi milikmu, karena engkau yang merawatnya. Silakan pergunakan sesukamu.”

Ahmad tak mau menerima sedikit pun. Perempuan itu pun kembali mengambil Dinar. Ia pamitan sambil berkata: “Semoga Allah menutupi mu sebagaimana engkau telah menutupi aib ku. “

Shifat al-Shafwah h. 4 h.84

Tulisan Lainnya

Video Terbaru